Senin, 05 Mei 2014 | By: Nur Aini

Tak salah kan kembali ke 'pertama'? Walau saat ini tanpa tujuan.

Pertama…
Rasa suka yang pertama….
Rasa malu yang pertama…
Rasa kecewa yang pertama…
Rasa ingin melupa yang pertama…
Rasa gagal yang pertama…
Yang berulang lagi pada rasa suka yang pertama
Hingga saat ini…
Rasa suka yang pertama...
Masih ada…

Rasa suka yang selalu menjadi candu. Candu untuk terus memperhatikan lebih dan lebih lagi. Memperhatikan yang bukan hanya sekedar melihat. Candu yang selalu ‘berulah’ setiap ada ‘penyebab’ rasa suka.
Rasa malu timbul saat sang ‘penyebab’ rasa suka terlintas. Sadar aku selalu memberi senyum saat mata tak menatap?

Rasa kecewa yang sayangnya tak terucap langsung. Namun dampaknya bisa langsung. Langsung dan ingin segera melupankan kau, wahai sang ‘penyebab’ rasa suka.

Proses ini berhasil pada awalnya. Namun nampaknya candu ini enggan untuk menikmati ‘penyebab’ kedua. Candu yang selalu ingin ‘berulah’ pada ‘penyebab’ pertama. Sadar aku masih memperhatikanmu saat dalam proses ini?

Kegagalan. Aku yang yang membuat kegagalan ini terjadi, ketidakmampuan diriku. Dia bertanya ‘kenapa?’. Aku tidak mesti jujur kan? Tak mungkinkan ku jawab ‘karena aku ingin focus, focus pada sang penyebab candu? Ya… itu tak mungkin.

Aku berubah, ‘penyebab’ pun berubah. Tau kalau aku berubah dan kembali lagi? Kembali dengan keyakin yang focus lebih? Mungkin tidak J

Tersenyum saat mata tak saling menatap
Melihat saat tatapan tak saling beradu
Bahagia tanpa kau tau

Tak apa , karena akupun tak ada tujuan atas semua ini…