Pertama…
Rasa
suka yang pertama….
Rasa
malu yang pertama…
Rasa
kecewa yang pertama…
Rasa
ingin melupa yang pertama…
Rasa
gagal yang pertama…
Yang
berulang lagi pada rasa suka yang pertama
Hingga
saat ini…
Rasa
suka yang pertama...
Masih
ada…
Rasa suka yang selalu menjadi
candu. Candu untuk terus memperhatikan lebih dan lebih lagi. Memperhatikan yang
bukan hanya sekedar melihat. Candu yang selalu ‘berulah’ setiap ada ‘penyebab’ rasa
suka.
Rasa malu timbul saat sang ‘penyebab’
rasa suka terlintas. Sadar aku selalu memberi senyum saat mata tak menatap?
Rasa kecewa yang sayangnya tak
terucap langsung. Namun dampaknya bisa langsung. Langsung dan ingin segera
melupankan kau, wahai sang ‘penyebab’ rasa suka.
Proses ini berhasil pada awalnya.
Namun nampaknya candu ini enggan untuk menikmati ‘penyebab’ kedua. Candu yang
selalu ingin ‘berulah’ pada ‘penyebab’ pertama. Sadar aku masih memperhatikanmu
saat dalam proses ini?
Kegagalan. Aku yang yang membuat
kegagalan ini terjadi, ketidakmampuan diriku. Dia bertanya ‘kenapa?’. Aku tidak
mesti jujur kan? Tak mungkinkan ku jawab ‘karena aku ingin focus, focus pada
sang penyebab candu? Ya… itu tak mungkin.
Aku berubah, ‘penyebab’ pun
berubah. Tau kalau aku berubah dan kembali lagi? Kembali dengan keyakin yang focus
lebih? Mungkin tidak J
Tersenyum
saat mata tak saling menatap
Melihat
saat tatapan tak saling beradu
Bahagia
tanpa kau tau
Tak
apa , karena akupun tak ada tujuan atas semua ini…